First Time To Obgyn (Pregnant?)

Kata orang, Februari itu bulan penuh cinta, mungkin karena ada hari valentine. Terlepas dari itu semua, Februari 2017 kemarin beda dari Februari tahun-tahun sebelumnya. Guess what? We found out baby is on the way! I’m pregnant! Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah. Setelah kurang lebih 5 bulan pernikahan, Allah memberi kepercayaan kepada kami untuk menjadi mom and dad to be. *haru* *berkaca-kaca* *maapinlebay*

Cerita bermula dari suatu pagi yang cerah engga mendung juga engga. Mas Eko masih terlelap dan (pastinya) susah dibangunin. Saya menyadari bahwa saya sudah telat haid 2 hari berdasarkan kalender menstruasi yang saya install di ponsel.

Sebagai wanita yang sangat teratur siklusnya (bahkan sangat jarang meleset dari perkiraan kalender menstruasi) saya cukup khawatir juga kenapa bisa telat. Akhirnya setelah 2 hari telat haid, saya iseng coba pakai test pack. Kali ini saya tidak berharap banyak, soalnya pernah beberapa kali juga saya coba test dan hasilnya negatif. Tapi kali ini saya dikejutkan oleh hasil dua garis. Seketika itu langsung menatap nanar tak percaya ke arah test pack *cielah*. Setelah meyakinkan diri kalau hasil test pack memang dua garis, saya bangunkan Mas Eko. Kali ini saya banguninnya gak pake suara kenceng, cuma agak bisikin ke telinganya “Mas, ini bener gak sih hasil test pack-nya?” Gak disangka-sangka dia langsung bangun hahhaha. Sebenernya gak niat surprise juga, karena saya juga masih agak ragu sama hasil ini, lha wong baru telat dua hari dan hasil garis keduanya memang agak samar. Itu saya sampe gunain 4 test pack beda merk buat ngeyakinin diri sendiri hahaha. Kebetulan emang sengaja nyetok test pack yang agak banyak biar gak bolak balik apotek.

Garis duaaa! ๐Ÿ˜€

Singkat cerita, untuk memastikan kehamilan, hari itu juga Mas Eko pulang cepet dan ngajak saya ke dokter kandungan untuk USG. Sekitar jam 2 siang kami sampai di Rumah Sakit Tria Dipa, Pancoran setelah sebelumnya menelepon dulu untuk menanyakan jadwal dokter spesialis kandungan. CS yang menerima telepon bilang, hari itu ada dokter kandungan yang praktek dari jam 2 sampai jam 4 yaitu dr. Paul B. Wirawan.

Setelah sampai di RS Tria Dipa, saya mengisi form pendaftaran pasien baru. Kemudian saya diperiksa berat badan dan tensi darahnya. Alhamdulillah semua normal. Ditanya juga tentang usia dan umur pernikahan. Sudah jam 2 lewat 10 menit, ternyata dr. Paul belum juga datang. Tetapi suster bilang, beliau sudah dikabari dan sedang menuju RS Tria Dipa. Saat itu, selain saya ada satu orang pasien dr. Paul yang sudah menunggu di depan pintu ruang praktek dr. Paul.

Ruangan Dr. Paul Sp.OG

Setelah menunggu kurang lebih 45 menit, sekitar jam 3 sore saya dipanggil masuk ke ruangan dr. Paul. Di dalamnya ada dr. Paul dan 1 suster yang membantu saya merebahkan diri di kasur USG dan mengoleskan gel di perut sebelum USG. Sebelumnya dr. Paul nanya telat haid berapa hari, udah nikah berapa lama, dan pertanyaan sederhana lain. Setelah itu dr. Paul mulai USG dengan alat USG yang menurut saya cukup keren dibanding punya dokter kandungan lain. Walaupun ini first time saya ke dokter kandungan, saya sempet liat-liat alat USG yang biasanya desainnya simple dan minimalis. Tapi punya dr. Paul ini beda, lebih besar dan modern menurut saya. Selain itu, di meja dokter yang berjarak sekitar 3 meter dari kasur USG, ada televisi yang menampilkan gambar USG yang sama persis dengan yang tertampang di alat USG. Jadi Mas Eko gak perlu beranjak dari tempat duduknya dan ngelongok-longok ke alat USG.

Oiya ini saya USG 2D ya, kata dr. Paul belum terlalu perlu USG 3D/4D kalo usia kandungan belum memasuki trimester kedua. Setelah di-USG, ternyata kantung kehamilan saya belum terlihat. Hanya terlihat kalau dinding rahim menebal dan kondisi rahim bersih dari kista atau miom. Alhamdulillah. Tapi saya deg-degan juga. Jadi saya hamil gak nih? Kata dr. Paul, kemungkinan besar saya sudah hamil tetapi sel telur yang sudah dibuahi baru saja menempel di rahim jadi belum terlihat. Saya dan Mas Eko juga diterangkan mengenai perjalanan sperma menuju sel telur hingga pembuahan terjadi. Dr. Paul menjelaskannya lewat iPad. Saya juga ditanya apakah saya sudah mual-mual atau belum, saya jawab belum. Tapi dr. Paul tetap meresepkan obat untuk meredakan mual bagi ibu hamil. Beliau bilang, hanya 20% wanita hamil yang tidak mual saat hamil, which is sangat besar kemungkinan saya akan mual-mual juga nanti. Untuk memastikan kehamilan baik-baik saja dari trimester awal, saya dianjurkan kembali lagi 2-3 minggu ke depan untuk USG selanjutnya.

Singkat cerita, 3 minggu kemudian saya kembali kontrol ke RS Tria Dipa. Kali ini lumayan juga nunggunya, sekitar 1 jam. Apalagi saya lagi masanya mual-mual sepanjang hari, jadi kalo nunggu bawaannya gak betah aja. Pas di dalem mah diperiksanya cuma 20 menit :”) Oiya kali ini kantung kehamilan saya sudah terlihat, yeay! Trusss good news lainnya adalah, for the first time I heart his/her heartbeat! Rasanya haru dan seneng semua campur aduk deh, walaupun di usia 7 minggu ini dia baru berukuran 1 cm, jantung mungilnya udah mulai berdetak. Alhamdulillah sejauh ini semuanya normal.

Kantung Kehamilan 7 weeks

Oke cuss masuk ke review, menurut saya, dr. Paul cukup ramah dan terlihat senior. Beliau juga sepertinya sudah modern dalam penggunaan gadjet dan alat USG, ruangan prakteknya nyaman. Hanya saja, mungkin dr. Paul harus ditanya terus jika kita mau maksimal saat kontrol, ada baiknya membuat list pertanyaan sebelum kontrol biar gak lupa dan memaksimalkan jadwal kontrol. Intinya harus kita yang aktif, gitu. Beliau cenderung jawab singkat dan langsung nulis resep vitamin yang kita butuhkan. Tapi, dr. Paul gak ngeburu-buru kok kalo lagi kontrol, saya lihat juga jadwal prakter dokter ini lumayan banyak.

Soal harga, RS Tria Dipa cukup transparan. RS ini menampilkan daftar harganya di website resmi. Di kunjungan pertama, total biaya kontrol saya sekitar 515 ribu mencakup biaya USG 180 ribu; konsultasi dokter spesialis 145 ribu; biaya pendaftaran 30 ribu; dan obat mual satu strip isi 10 tablet 160 ribu. Sementara di kunjungan kedua, total biayanya sekitar 650 ribu dengan komponen hampir sama seperti kunjungan pertama tapi ditambah vitamin untuk kandungan.

Overall 3.5/5 untuk dr. Paul. Saya memang baru pertama kali banget ke dokter spesialis kandungan jadi belum bisa bedain satu dokter dengan dokter lainnya. Alhamdulillah pengalaman pertama gak nunggu lama, gak dibikin kesel, meski kunjungan kedua agak bete nunggunya karena lagi dalam kondisi yang mual-mual. Yang bikin agak memberatkan sebenernya ya harga. Gak memungkiri, kalo untuk USG 2D saya pengennya yang murah-murah aja. Lumayan kan uangnya bisa ditabung buat lahiran nanti *emak-emak banget mikirnya*. Setelah ini belum tau mau balik lagi ke dr. Paul atau cari yang lain.

NP: Bukibuk atau calon bukibuk yang punya rekomendasi obgyn di daerah Jaksel, boleh dong di-sharing. Saya butuh banget rekomen RS atau klinik yang oke tapi terjangkau juga hehe. Boleh juga cerita-cerita pengalaman dengan dokter-dokter kandungan lainnya. Semoga kita bisa saling membantu dalam memberi info yaaa. See you on the next postย ๐Ÿ™‚

rikaamelina

A mom who love writing review on blog and social media.

Recommended Articles

1 Comment

  1. […] Tiga bulan pertama, saya masih kontrol ke dokter kandungan dan rajin USG juga. Keluhan-keluhan seperti mual dan muntah juga saya sampaikan ke dokternya. Dan kata dokter, itu masih wajar. Pengalaman saya waktu ke dokter kandungan di RS Tria Dipa bisa diliat di sini. […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *