Babymoon di Bandung

Barusan liat-liat video Kaniya pas newborn, eh tetiba nemu foto-foto pas babymoon  di Bandung, Juni 2017 lalu. Yukkk flashback biar gak keburu lupa, biar tulisan ini juga abadi sebagai kenangan #cielah

Perjalanan ke Bandung kami, saya dan Mas Eko, tempuh dengan kereta api Parahyangan. Waktu itu usia kehamilan saya sekitar 5 bulan, masuk trimester 2 yang menurut para dokter kandungan aman untuk bepergian jarak jauh. Bandung menjadi tujuan babymoon kami karena lokasinya cukup dekat dari Jakarta, hanya 3 jam menggunakan kereta. Dalam perjalanan, meskipun hanya 3 jam duduk di bangku kereta, pinggang saya udah pegel-pegel bookkk.

Ternyata gini kalo lagi hamil ya, duduk miring kiri salah, kanan salah, semua serba salah. Saya juga sempat berjalan ke toilet agar posisi saya tidak selalu duduk, tapi ya pas duduk mulai pegel lagi. Untung saja, Mas Eko saat itu siap sedia pahanya saya buat alas selonjoran, jadi kaki saya gak nekuk. Biarin ah diliatin penumpang yang lain, namanya juga lagi hamil. Hehehe.

Di Kereta Parahyangan Menuju Bandung
Wefie di Kereta Parahyangan Menuju Bandung

Sampai di Stasiun Bandung, cuaca Bandung mendung cenderung gerimis. Karena lapar, kami mampir di sebuah kedai mie ayam pinggir jalan dekat stasiun. Selesai makan, kami order Uber untuk menuju penginapan. Sebelumnya kami sudah booking penginapan via Traveloka. Kami menginap selama 3 hari 2 malam di Triple Seven Hotel. Triple Seven Hotel adalah hotel bintang 3 yang ada di Jalan Pesantren Wetan No. 20 Pandu – Pajajaran, Cicendo, Bandung. Hotel ini memiliki 3 lantai dan tanpa lift. Kami kebetulan mendapat kamar di lantai 3 padahal saya lagi hamil hiks. Mau protes tapi booking-nya via Traveloka, yaudahlah yaa terima nasib aja, anggep aja olahraga karena naik turun tangga sebenernya bagus untuk bumil hehehe. Untungnya pada waktu itu saya terbilang fit dan tangga di sana tidak terlalu curam. Triple Seven Hotel ini punya konsep unik, jadi dari lobby sampai kamarnya pun suasananya homey.

Lobby Hotel
Lobby Triple Seven Hotel

Kami booking kamar tipe Pop Art King seharga Rp 900 rb untuk 2 malam (tidak termasuk sarapan), lumayan pricey karena saat itu peak season, masih dalam libur Lebaran. Suasana kamarnya lumayan nyaman, standar hotel bintang 3. Desain jendelanya lucu jadi bisa buat latar belakang foto. Yaa, itung-itung foto maternity gitu hehe.

kamar
Kamar Tipe Pop Art King
Foto hamil ala-ala
Ala-ala Foto Maternity

Rencananya, kami ingin sewa mobil tapi semua sudah full. Jasa penyewaan motor pun sudah full semua. Alhasil, kami jalan-jalan sekitar Bandung dengan menggunakan Uber/GoCar/GrabCar. Rencana awal kami yang tadinya ingin mampir ke daerah Lembang pun batal karena pas liat di google maps, jalanan menuju Lembang merah tua semua which is macet banget. Akhirnya kami memutuskan untuk keliling Kota Bandung dengan santai mengikuti maunya bumil, kalo capek tinggal balik ke hotel. Yang penting happy dan makan! #lah hehehe btw trimester 2 itu bumil lagi enak-enaknya makan. Baru kali itu saya merasa enak banget makan tanpa mikirin berat badan hahaha.

Kami jalan-jalan ke salah satu ikon Kota Bandung yaitu Gedung Sate, main juga ke seberangnya yaitu Lapangan Gasibu. Di sana kami gak lama, cuma foto-foto sebentar dan numpang duduk di pinggir Lapangan Gasibu. Suasananya enak, tempatnya juga bersih jadi bikin nyaman. Sayang bumil udah keburu laper jadi kami cuss cari makan siang.

wefie
Wefie di Depan Gedung Sate

Kami akhirnya mampir ke Warung Misbar. Letaknya gak terlalu jauh dari Gedung Sate, bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Konsep warung ini ala-ala bioskop gitu, di depan kursi-kursi ada layar seperti bioskop yang biasanya diputar malam hari. Di Misbar, kita bisa ngambil makan sendiri terus nanti total biayanya dihitung di akhir. Variasi makanannya banyak, mulai telur sampe seafood ada (kerang dan ikan). Sambal dan lalapan pun lengkap. Konsepnya sih oke menurut saya, tapi ya itu harganya untuk rasa standar ya lumayan. Tapi worth it sih kalo mau makan bareng-bareng sama temen karena variasi makanannya banyak.

makanan misbar
Variasi Makanan di Misbar
tempat makan misbar
Tempat Makan dan Layar ala Bioskop di Misbar

Selain ke Misbar, Di Bandung kami sempat mencoba makanan dan jajanan pinggir jalan Bandung seperti mie ayam, batagor, cilok, dan kupat gempol. Sisanya, kami wisata dari mall ke mall karena bumil maunya ke tempat yang adem-adem. Kami sempat ke Jalan Braga yang terkenal itu, bela-belain ke sana malem-malem dan gerimis, eh hampir semua tokonya tutup jeng jeng jeng, mereka masih libur Lebaran rupanya. Akhirnya kami melipir ke mall-nya aja deh.

Yaaa begitulah perjalanan babymoon kami di peak season. Mengenai budget, kami mengeluarkan sekitar Rp 1,5 juta selama di Bandung (di luar transport kereta dan akomodasi). Dan sebagian besar pengeluaran adalah untuk MAKAN dan UBER. Well, sebenernya saya merasa Bandung udah bukan tempat wisata dengan harga yang ramah di kantong. Entah saya selalu salah tempat makan atau gimana, selama di Bandung saya selalu kena harga lumayan untuk makan, meski itu di pinggir jalan. Tapi seneng sih, secara ini kan jalan-jalan terakhir berduaan sama suami sebelum ada baby. Tapi mungkin nanti babymoon kedua mau sekalian ke Jogja atau Bali aja. Sekian sharing kali ini tentang babymoon di Bandung. See you di sharing-sharing lainnya!

rikaamelina

A mom who love writing review on blog and social media.

Recommended Articles

1 Comment

  1. artikel ini tak seperti lainnya, artikel ini bisa menambahkan pandangan saya yang masih belum saya pahami, lantaran artikel ini saya jadi mempunyai buah pikiran yang lainnya, mudah-mudahan penulis artikel selalu dikasihkan kesehatan supaya dapat menulis beberapa artikel lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *